Sportpelitadigital – Masa depan gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye, memasuki babak baru setelah kabar batalnya kesepakatan dengan NAC Breda. Klub asal Belanda yang baru promosi ke Eredivisie itu memutuskan tidak merekrut sang “Profesor” lapangan tengah, meski Haye pernah menjadi idola publik Breda pada periode 2020 – 2022.

Kabar ini memunculkan pertanyaan besar di kalangan pecinta sepak bola: mengapa pemain berpengalaman yang sempat bersinar di kompetisi Belanda justru tidak kembali ke klub yang dulu membesarkan namanya?

Baca juga: 5 Pemain Lokal Andalan yang Dipanggil Patrick Kluivert untuk Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain

Alasan NAC Breda Menolak Thom Haye

Berdasarkan laporan dari media olahraga Belanda, pihak NAC Breda mempertimbangkan faktor teknis dan non-teknis sebelum memutuskan untuk menutup peluang reuni dengan Haye.

  1. Pertimbangan Finansial
    NAC Breda ingin memperkuat skuad dengan pemain yang berbiaya lebih efisien, mengingat mereka baru naik kasta ke Eredivisie dan perlu mengatur anggaran secara ketat.

  2. Kekhawatiran Cedera
    Meski berstatus bebas transfer, rekam jejak cedera Haye dalam beberapa musim terakhir menjadi faktor yang membuat manajemen ragu.

  3. Arah Strategi Tim
    Pelatih Carl Hoefkens dikabarkan ingin mengisi posisi gelandang dengan pemain yang lebih muda dan memiliki durabilitas tinggi untuk persaingan panjang di liga utama Belanda.

Jejak Emas Thom Haye di NAC Breda

Walaupun kini ditolak, kontribusi Haye di masa lalu tidak bisa dilupakan. Pada periode pertamanya bersama NAC Breda (2020–2022), Haye sukses mengemas 8 gol dan 16 assist dari 69 penampilan. Permainan tenang, visi tajam, dan akurasi umpannya membuatnya mendapat julukan “The Professor” dari publik Belanda.

Namun, sepak bola profesional berjalan cepat. Prestasi masa lalu tidak selalu menjamin kontrak baru, apalagi dengan perubahan visi klub dan situasi fisik pemain.

Status Saat Ini: Bebas Transfer dan Jadi Incaran Klub Lain

Saat ini, Haye masih berstatus tanpa klub setelah meninggalkan Almere City, yang terdegradasi dari Eredivisie musim lalu. Meski begitu, ia tidak sepi peminat. Beberapa klub di Indonesia Super League 2025–2026 disebut telah melakukan pendekatan.

Selain itu, rumor beredar bahwa Haye mempertimbangkan untuk kembali ke salah satu klub lamanya di Eropa atau mencoba tantangan baru di liga lain. Pengumuman resmi diyakini akan keluar dalam waktu dekat, mengingat bursa transfer Eropa semakin mendekati penutupan.

Tantangan Haye Jika Ingin Tetap di Eropa

Jika Thom Haye ingin mempertahankan kariernya di Eropa, waktu menjadi faktor krusial. Liga-liga utama seperti Eredivisie akan segera dimulai, sehingga klub yang masih mencari gelandang tengah kemungkinan besar adalah tim yang membutuhkan pengganti darurat atau tambahan kedalaman skuad.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kebugaran. Klub di Eropa cenderung memilih pemain yang siap tampil penuh sejak awal musim, sehingga Haye perlu menunjukkan kondisi fisik terbaiknya dalam uji coba atau latihan tertutup.

Kegagalan Thom Haye untuk kembali ke NAC Breda menjadi pengingat bahwa dunia sepak bola profesional selalu dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari strategi tim, kondisi fisik, hingga efisiensi anggaran.

Meski demikian, peluang Haye untuk terus berkarier masih terbuka lebar. Dengan pengalaman internasional dan kualitas teknik yang teruji, ia berpotensi menjadi aset berharga bagi klub yang membutuhkan pengatur permainan berpengalaman.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *