Pelitadigital Sport – Menjelang dua laga penting Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Timnas Indonesia tengah menghadapi situasi yang tak sepenuhnya menguntungkan. Skuad Garuda dijadwalkan menantang Arab Saudi dan Irak di putaran keempat kualifikasi, namun berbagai keputusan AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) menuai kritik karena dianggap tidak adil bagi Indonesia.

Di tengah tekanan dan sorotan publik, para pemain justru memilih jalur yang berbeda untuk menenangkan diri dan menumbuhkan kekuatan batin melalui doa dan ibadah umroh di Tanah Suci. Fenomena ini oleh warganet disebut sebagai langkah “melawan lewat jalur langit.”

Baca juga: Cedera Paksa Emil Audero Absen, Patrick Kluivert Siapkan Strategi Baru Timnas Indonesia

Kontroversi AFC, Ketidakadilan yang Kembali Terulang

Ketegangan mulai mencuat setelah keputusan AFC yang dianggap merugikan Indonesia dalam beberapa aspek penting pertandingan. Salah satunya adalah penentuan venue pertandingan yang tetap berlangsung di Arab Saudi, meski seharusnya laga tersebut digelar di tempat netral untuk menjamin keadilan kompetisi.

Tak hanya itu, penunjukan wasit asal Kuwait juga memicu perdebatan. PSSI telah melayangkan surat keberatan, meminta agar pengadil lapangan dipilih dari negara netral. Namun, hingga kini belum ada tanggapan resmi dari pihak AFC.

Kondisi serupa terjadi dalam urusan jatah suporter. Indonesia hanya diberi kuota 8 persen dari total kapasitas stadion — sekitar 4.000 hingga 5.000 penonton. Angka ini dinilai terlalu kecil mengingat antusiasme besar pendukung Garuda yang kerap mendominasi di laga tandang.

Jalur Langit, Pemain Timnas Indonesia Lakukan Umroh dan Doa Bersama

Meski dihadapkan pada sejumlah ketidakadilan, skuad Garuda tetap menunjukkan ketenangan dan spiritualitas tinggi. Beberapa pemain muslim yang telah tiba lebih awal di Arab Saudi memanfaatkan waktu luang dengan melaksanakan ibadah umroh.

Dalam unggahan di media sosial, Ragnar Oratmangoen, Rizky Ridho, Ramadhan Sananta, dan Nadeo Argawinata terlihat mengenakan pakaian ihram dan melaksanakan umroh bersama. Mereka juga tampak khusyuk berdoa di Masjidil Haram, berharap agar perjuangan Timnas Indonesia diberi kelancaran.

Langkah ini mendapat sambutan positif dari publik. Banyak warganet menyebut tindakan para pemain sebagai bentuk perjuangan spiritual, atau istilah yang kini populer “jalur langit.”

“Bukan hanya latihan fisik dan taktik, tapi doa juga jadi bagian dari perjuangan. Semoga usaha mereka membuahkan hasil,” tulis salah satu netizen di media sosial X (Twitter).

Persiapan Timnas Indonesia, Datang Lebih Awal Demi Adaptasi

Selain menjalani ibadah, kedatangan lebih awal para pemain juga bertujuan untuk beradaptasi dengan cuaca dan kondisi lapangan di Arab Saudi. Seperti diketahui, suhu di Jeddah bisa mencapai lebih dari 35 derajat Celcius pada siang hari.

Sejumlah pemain sudah tiba sejak Kamis (2/10/2025) malam waktu setempat, di antaranya Jordi Amat, Ricky Kambuaya, serta kembar Sayuri (Rumakiek dan Rumasae). Mereka bergabung bersama pemain lain yang datang lebih dulu untuk memulai sesi latihan ringan.

Kehadiran lebih awal ini juga menjadi strategi Patrick Kluivert agar pemain bisa menjaga kebugaran, memulihkan jet lag, serta menyesuaikan ritme permainan sebelum menghadapi laga berat melawan Arab Saudi (9 Oktober) dan Irak (12 Oktober 2025).

Dukungan Penuh dan Harapan Publik

Terlepas dari polemik dengan AFC, semangat publik terhadap perjuangan Timnas Indonesia tetap membara. Para penggemar berharap skuad Garuda mampu tampil tanpa gentar meski dihadapkan pada tekanan besar dan atmosfer stadion lawan yang dominan.

Kehadiran pemain diaspora seperti Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, dan Jordi Amat diharapkan mampu menambah kedalaman tim, sementara para pemain muda seperti Sananta dan Ridho diharapkan bisa menunjukkan karakter pantang menyerah khas Garuda.

“Ini bukan hanya pertandingan sepak bola, tapi juga tentang harga diri bangsa,” tulis salah satu komentar warganet di kolom unggahan PSSI.

Dari Jalur Darat ke Jalur Langit, Garuda Tetap Terbang Tinggi

Kondisi yang tidak menguntungkan di bawah regulasi AFC memang menjadi ujian tersendiri bagi Timnas Indonesia. Namun, ketenangan dan kekuatan spiritual yang ditunjukkan para pemain justru memberi warna berbeda pada perjalanan kali ini.

Langkah mereka melakukan umroh dan doa bersama menjadi simbol bahwa perjuangan Garuda tak hanya bergantung pada taktik dan teknik, tetapi juga keyakinan dan ketulusan hati.

Di bawah arahan Patrick Kluivert, Timnas Indonesia kini bersiap menghadapi dua laga penting dengan semangat ganda — semangat juang di lapangan dan keyakinan dari langit.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *