Jamie Vardy Ukir Sejarah di Serie A, Bukti Pengalaman Masih Bernilai di Usia Senja
Pelitadigital.com – Nama Jamie Vardy kembali menjadi perbincangan di kancah sepak bola Eropa. Meski tak lagi berada di usia emas seorang penyerang, striker asal Inggris itu justru mampu mencatatkan prestasi bersejarah di Liga Italia bersama Cremonese pada musim 2025/2026.
Kepindahan Vardy ke Cremonese pada bursa transfer musim panas 2025 sempat dipandang sebelah mata. Didatangkan secara gratis dengan kontrak berdurasi satu tahun, kehadirannya dinilai lebih sebagai langkah pragmatis klub promosi Serie A tersebut. Namun, pandangan itu perlahan berubah seiring konsistensi performa yang ditunjukkan sang veteran.
Dalam 10 pertandingan awalnya bersama Cremonese, Vardy sukses mencetak empat gol. Catatan tersebut bukan hanya krusial bagi timnya, tetapi juga menempatkan Vardy dalam daftar elite pemain Serie A. Ia menjadi pemain kedua setelah Gianfranco Zola yang mampu mencetak minimal tiga gol bersama tim promosi Serie A setelah berusia 38 tahun.
Lebih dari sekadar angka, kontribusi Vardy terlihat dari dampaknya di dalam dan luar lapangan. Cremonese yang berstatus pendatang baru membutuhkan figur berpengalaman untuk menjaga stabilitas permainan, terutama di laga-laga krusial. Vardy hadir bukan hanya sebagai pencetak gol, tetapi juga pemimpin yang mampu memberi ketenangan bagi rekan-rekannya.
Puncak pengakuan atas performa tersebut datang pada November 2025. Jamie Vardy resmi dinobatkan sebagai Player of the Month Serie A edisi November. Ia mengungguli sejumlah nama besar yang tampil impresif bersama klub-klub mapan, seperti Mike Maignan, Lautaro Martinez, David Neres, Leo Ostigard, hingga Nicolo Zaniolo.
Penghargaan tersebut semakin istimewa karena Vardy menjadi pemain asal Inggris pertama yang berhasil meraih gelar Player of the Month Serie A. Capaian ini menegaskan bahwa adaptasi pemain Inggris di Liga Italia bukan lagi hal mustahil, bahkan bagi pemain yang datang di fase akhir karier.
Penentuan Player of the Month Serie A sendiri tidak hanya bergantung pada popularitas. Proses penilaian melibatkan suara penggemar secara daring yang kemudian dikombinasikan dengan data statistik individu. Analisis performa dilakukan menggunakan metode evaluasi modern yang menilai kontribusi pemain secara objektif dan menyeluruh.
CEO Lega Serie A, Luigi De Siervo, menilai penghargaan tersebut sepenuhnya layak diterima Vardy. Menurutnya, kedatangan sang striker membawa energi positif bagi Cremonese sekaligus menambah daya tarik kompetisi.
“Kedatangannya di Cremonese, yang dengan cepat memanfaatkan peluang musim panas ini, disambut dengan antusiasme besar oleh semua penggemar Serie A, dan Vardy membalasnya dengan penampilan tingkat atas, kepemimpinan bawaan, dan gol-gol penting, hasil dari semangat kompetitif dan kemampuan menembak yang selalu membedakannya,” ujar De Siervo.
Apa yang dicapai Vardy musim ini sekaligus menjadi contoh bahwa usia tidak selalu menjadi batas mutlak dalam sepak bola modern. Dengan manajemen fisik yang baik, pengalaman, dan mentalitas kompetitif, pemain senior masih mampu bersaing di level tertinggi.
Bagi Cremonese, keberadaan Vardy memberikan lebih dari sekadar kontribusi teknis. Ia menjadi simbol ambisi klub untuk tidak sekadar menjadi penggembira di Serie A. Sementara bagi Vardy sendiri, petualangan di Italia seolah menjadi babak lanjutan dari perjalanan karier yang penuh kejutan.
Jika konsistensi ini mampu dipertahankan, bukan tidak mungkin kisah Vardy bersama Cremonese akan dikenang sebagai salah satu cerita inspiratif di Serie A, sekaligus menegaskan bahwa pengalaman tetap menjadi aset berharga dalam dunia sepak bola profesional.







