Pelitadigital Sport – Keputusan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, untuk bereksperimen dengan posisi pemain kembali menjadi sorotan.
Dalam pertandingan Grup B Piala AFF 2024 melawan Myanmar pada Selasa (9/12/2024), Shin melakukan rotasi posisi yang melibatkan dua pemain muda, Dony Tri Pamungkas dan Alfriyanto Nico.
Meski Indonesia berhasil menang 1-0 melalui gol bunuh diri kiper Myanmar, eksperimen ini memunculkan berbagai evaluasi terkait performa kedua pemain tersebut.
Dony Tri Pamungkas: Adaptasi di Posisi Baru
Dony Tri Pamungkas, yang biasanya bermain sebagai bek kiri atau winger kiri, ditugaskan Shin Tae-yong untuk bermain sebagai bek tengah kiri. Penempatan ini cukup mengejutkan, mengingat peran tersebut jarang dijalani oleh Dony selama kariernya di Persija Jakarta maupun timnas usia muda. Namun, dalam skema Shin yang fleksibel, Dony kerap maju membantu serangan ketika Indonesia menguasai bola.
Penampilannya cukup solid, meskipun ada beberapa momen yang menunjukkan kurangnya pengalaman di posisi baru ini. Dony menunjukkan kemampuan bertahan yang baik, tetapi masih perlu meningkatkan kecepatan adaptasi dalam transisi permainan, terutama saat menghadapi serangan balik lawan.
Alfriyanto Nico: Tantangan Debut di Posisi Wingback
Alfriyanto Nico, pemain muda lainnya dari Persija Jakarta, menjalani debutnya bersama Timnas Indonesia di laga ini. Biasanya bermain sebagai winger kanan, Nico ditempatkan di posisi wingback kiri.
Penyesuaian ini tampaknya menjadi tantangan besar bagi Nico, yang terlihat kesulitan beradaptasi dengan peran barunya.
Shin Tae-yong menggantinya pada awal babak kedua setelah penampilan yang kurang optimal. Menariknya, posisi Nico kemudian diisi oleh Asnawi Mangkualam, yang juga bermain di luar posisi aslinya sebagai wingback kanan.
Pergantian ini menunjukkan bahwa eksperimen Shin bukan hanya berfokus pada pemain muda, tetapi juga melibatkan fleksibilitas para pemain senior.
Pelajaran dari Eksperimen
Keputusan Shin Tae-yong untuk mengubah posisi pemain mungkin didorong oleh kebutuhan taktis dan keterbatasan opsi di lini pertahanan. Namun, eksperimen ini juga menjadi ajang pembelajaran bagi para pemain muda untuk meningkatkan fleksibilitas mereka di lapangan.
Meski hasil akhirnya adalah kemenangan bagi Timnas Indonesia, efektivitas eksperimen ini masih memunculkan perdebatan. Adaptasi posisi yang terlalu mendadak dapat memengaruhi performa individu pemain, tetapi di sisi lain, hal ini juga membuka peluang untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berbagai situasi.
Sumber: suara.com