Pelitadigital Sport – Keputusan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY), untuk menurunkan skuad U-22 dalam ajang Piala AFF 2024 telah memicu polemik panas, baik di kalangan pengamat sepak bola maupun Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF). Langkah ini dianggap kontroversial oleh banyak pihak, termasuk pengamat olahraga, media, dan federasi sepak bola di kawasan ASEAN.
AFF dan Kemarahan terhadap Shin Tae-yong
Keputusan STY membawa skuad muda dalam turnamen bergengsi seperti Piala AFF 2024 dianggap kurang menghormati kompetisi. Menurut pernyataan pengamat sepak bola Akmal Marhali, langkah ini memancing kemarahan AFF yang menganggap turnamen ini sebagai ajang serius untuk menampilkan performa terbaik dari masing-masing negara.
Dalam program Catatan Demokrasi tvOne yang ditayangkan pada 24 Desember 2024, Akmal menyatakan,
“Keputusan STY membawa skuad U-22 mencederai semangat kompetisi dan membuat AFF kecewa. Turnamen ini seharusnya menjadi ajang unjuk kekuatan utama, bukan eksperimen.”
Kemarahan AFF menjadi perhatian besar karena turnamen ini diharapkan mampu menunjukkan kualitas sepak bola Asia Tenggara di kancah internasional.
Alasan Shin Tae-yong Menurunkan Skuad U-22
Meski menuai kritik, keputusan STY didasari oleh strategi jangka panjang untuk membangun regenerasi pemain di Timnas Indonesia. Dengan menurunkan skuad muda, Shin Tae-yong berharap memberikan pengalaman kompetitif kepada generasi baru agar siap menghadapi laga internasional yang lebih besar, seperti Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dalam wawancaranya, STY menyebut,
“Piala AFF adalah salah satu momen penting untuk mengasah pemain muda. Saya ingin memberikan mereka pengalaman nyata di kompetisi tingkat tinggi.”
Namun, langkah ini tetap memecah opini publik. Sebagian mendukung upaya regenerasi, sementara yang lain merasa Indonesia kehilangan kesempatan meraih gelar juara dengan tidak menurunkan skuad senior.
Rekomendasi Pengganti STY dengan Pieter Huistra
Kritik terhadap STY juga melibatkan wacana pergantian pelatih. Coach Justin, seorang pengamat sepak bola, menyarankan agar PSSI mempertimbangkan pelatih Borneo FC, Pieter Huistra, sebagai pengganti Shin Tae-yong.
Dalam kanal YouTube Jebreeet Media TV, Justin mengungkapkan,
“Tidak perlu menunggu hingga Maret. Jika hasil tidak memuaskan, lebih baik segera mengganti STY dengan pelatih yang punya visi jelas seperti Pieter Huistra.”
Pieter Huistra dinilai memiliki rekam jejak yang baik, terutama dalam membangun tim Borneo FC menjadi salah satu kekuatan baru di Liga 1 Indonesia.
Dinamika Timnas di Era Shin Tae-yong
Di sisi lain, perubahan signifikan yang dibawa STY pada mentalitas Timnas Indonesia juga mendapat apresiasi. Mantan pemain Timnas Indonesia, Greg Nwokolo, memuji transformasi mental para pemain sejak kedatangan pelatih asal Korea Selatan itu.
“Dulu pemain kita cenderung manja, sekarang mereka lebih disiplin dan memiliki mental juara,” ujar Greg.
Hal ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan STY membawa dampak positif, meskipun masih ada ruang untuk perbaikan dalam aspek strategi dan hasil pertandingan.