Pelitadigital Sport – Rumor mengenai masa depan pelatih Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia terus menjadi perbincangan hangat di dunia sepak bola Tanah Air. Meskipun beberapa anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI menyatakan bahwa belum ada keputusan resmi terkait masa depan Shin Tae-yong, isu ini semakin menguat setelah unggahan Instagram salah satu Exco PSSI, Khairul Anwar, yang seolah-olah memberi sinyal perpisahan dengan pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Dengan kontrak Shin Tae-yong yang sejatinya masih berlaku hingga 2027, spekulasi mengenai penggantinya tentu menjadi perhatian. Jika perpisahan ini terjadi, sejumlah negara potensial disebut-sebut sebagai sumber calon pelatih baru untuk Timnas Indonesia. Berikut ulasan mengenai empat negara yang dapat menjadi sumber pelatih baru skuad Garuda jika perubahan ini benar-benar terealisasi.
1. Jepang: Pengalaman Asia dengan Filosofi Disiplin
Jepang menjadi salah satu negara yang berpeluang besar menjadi sumber pelatih baru untuk Timnas Indonesia. Hubungan kerja sama antara PSSI dan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) telah berlangsung dalam berbagai aspek, termasuk pengembangan wasit dan sepak bola putri.
Satoru Mochizuki, pelatih asal Jepang yang menangani Timnas Putri Indonesia, berhasil membawa timnya menjadi juara Piala AFF Wanita 2024. Prestasi ini menjadi bukti kualitas pelatih asal Negeri Sakura dalam meningkatkan performa tim yang mereka tangani.
Selain itu, Jepang merupakan salah satu negara terkuat di Asia, baik dari segi kualitas pemain maupun strategi permainan. Filosofi sepak bola Jepang yang mengutamakan disiplin, kerja keras, dan taktik yang rapi bisa menjadi nilai tambah jika pelatih asal Jepang didatangkan untuk Timnas Indonesia.
2. Jerman: Filosofi Permainan Modern dan Agresif
Pada medio 2023, PSSI menjalin kerja sama dengan operator Bundesliga, Deutsche Fußball Liga (DFL). Kerja sama ini tidak hanya terkait pengembangan kompetisi, tetapi juga mencakup pengembangan pelatih. Sebagai bagian dari inisiatif ini, Frank Wormuth, pelatih asal Jerman, ditunjuk sebagai konsultan Timnas U-17 yang berlaga di Piala Dunia U-17 2023.
Jerman dikenal sebagai gudangnya pelatih bertalenta, mulai dari pelatih modern hingga yang berorientasi pada permainan menyerang. Beberapa nama besar seperti Joachim Low, Jurgen Klopp, dan Jurgen Klinsmann adalah contoh pelatih yang membawa pengaruh besar di dunia sepak bola.
Jika PSSI memilih pelatih dari Jerman, filosofi permainan yang lebih modern dan agresif bisa diterapkan pada Timnas Indonesia, sekaligus memperkuat mentalitas pemain di level internasional.
3. Belanda: Koneksi Erat dengan Pemain Diaspora
Kerja sama erat antara PSSI dan Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Salah satu manfaat dari kerja sama ini adalah mempermudah proses naturalisasi pemain keturunan Indonesia yang berbasis di Belanda. Nama-nama seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, Jay Idzes, dan Mees Hilgers adalah hasil dari upaya kolaborasi ini.
Pelatih asal Belanda dinilai memiliki keunggulan dalam memahami karakter pemain diaspora yang menjadi tulang punggung Timnas Indonesia saat ini. Beberapa nama pelatih Belanda yang berstatus tanpa klub, seperti Erik ten Hag, Phillip Cocu, dan Giovanni van Bronckhorst, berpotensi besar menjadi kandidat yang layak.
Selain itu, pendekatan taktis ala Belanda yang fokus pada penguasaan bola dan permainan menyerang bisa menjadi elemen penting untuk mengembangkan gaya permainan Timnas Indonesia.
4. Italia: Spesialis Strategi Pertahanan yang Solid
Italia menjadi opsi menarik lainnya, terutama karena koneksi pribadi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang pernah menjabat sebagai presiden klub Serie A, Inter Milan, selama lima tahun (2013–2018). Pengalaman Erick di sepak bola Italia bisa dimanfaatkan untuk mendatangkan pelatih berkualitas dari Negeri Pizza.
Italia dikenal sebagai gudangnya pelatih yang ahli dalam merancang strategi pertahanan solid. Nama-nama seperti Massimiliano Allegri dan Walter Mazzarri sering disebut sebagai pelatih yang cocok untuk mengembangkan potensi lini belakang Timnas Indonesia, yang saat ini diperkuat pemain-pemain berbakat seperti Jay Idzes dan Mees Hilgers.
Dengan filosofi “Catenaccio” yang terkenal, pelatih asal Italia dapat meningkatkan ketangguhan pertahanan Timnas Indonesia, sekaligus menghadirkan keseimbangan antara strategi bertahan dan menyerang.
Keputusan Penting untuk Masa Depan Timnas
Pemilihan pelatih baru bukan hanya soal mengganti nama di kursi kepelatihan, tetapi juga menentukan arah perkembangan sepak bola nasional. Shin Tae-yong telah membawa perubahan besar dengan fokus pada pembinaan pemain muda, peningkatan fisik, dan pembentukan mentalitas kompetitif. Jika PSSI benar-benar berpisah dengannya, pelatih baru harus mampu melanjutkan fondasi yang telah dibangun.
Pemilihan negara asal pelatih juga harus mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik pemain Timnas Indonesia. Baik Jepang, Jerman, Belanda, maupun Italia, masing-masing menawarkan keunggulan unik yang dapat disesuaikan dengan visi jangka panjang sepak bola Indonesia.
Siapa yang Akan Memimpin Skuad Garuda?
Spekulasi mengenai masa depan Shin Tae-yong memang masih belum menemui kejelasan. Namun, PSSI perlu mengambil keputusan strategis yang dapat membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi, terutama dengan target ambisius untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Apakah pelatih baru akan datang dari Jepang dengan disiplinnya, Jerman dengan taktik modernnya, Belanda dengan koneksi eratnya, atau Italia dengan pertahanannya yang kokoh? Waktu akan menjawab. Yang jelas, siapapun pelatih yang terpilih harus mampu mengoptimalkan potensi besar yang dimiliki Timnas Indonesia saat ini.