Pelitadigital Sport – Keputusan Asosiasi Sepakbola Norwegia (NFF) untuk menolak pertandingan melawan Israel dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 telah memicu perbincangan hangat di dunia olahraga internasional. Langkah ini tidak hanya melibatkan aspek olahraga, tetapi juga dimensi politik dan kemanusiaan yang mendalam.
Latar Belakang Keputusan
Timnas Norwegia berada di Grup I kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa bersama Israel, Estonia, dan Moldova. Berdasarkan jadwal resmi, Norwegia dijadwalkan bertandang ke Israel pada 26 Maret 2025 dan menjadi tuan rumah bagi Israel pada 11 Oktober 2025. Namun, hasil undian ini mendapat reaksi keras dari Presiden NFF, Lise Klaveness.
Dalam pernyataannya, Klaveness mengungkapkan ketidaksetujuan untuk melanjutkan pertandingan melawan Israel. Ia menyerukan kepada UEFA untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel sebagai bentuk tanggapan terhadap konflik yang sedang berlangsung di Gaza. “Asosiasi Sepakbola Norwegia mendukung pemerintah Norwegia dalam tuntutannya untuk segera mengakhiri serangan tidak proporsional terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza,” ujar Klaveness, seperti dikutip dari media lokal.
Alasan Penolakan
Penolakan Norwegia ini dilandasi oleh alasan kemanusiaan. Konflik di Gaza, yang telah berlangsung selama lebih dari 14 bulan, telah menyebabkan lebih dari 45 ribu korban jiwa. Serangan yang dilakukan Israel terhadap penduduk sipil menjadi perhatian utama dalam pengambilan keputusan ini. Menurut Klaveness, situasi tersebut membuat partisipasi Norwegia dalam pertandingan melawan Israel menjadi sulit diterima secara moral.
“Hasil undian ini sulit bagi kami, selain dari aspek olahraga semata. Tak seorang pun dari kami dapat bersikap acuh tak acuh terhadap serangan tidak proporsional yang telah dilakukan Israel terhadap penduduk sipil Gaza dalam jangka waktu yang lama,” tambahnya.
Dimensi Politik dalam Sepak Bola
Keputusan Norwegia ini kembali menyoroti keterkaitan erat antara olahraga dan politik. Sebagai salah satu federasi sepak bola yang vokal dalam isu hak asasi manusia, Norwegia sebelumnya juga memprotes penunjukan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2023. Mereka mengkritik catatan hak asasi manusia di negara tersebut.
Dalam kasus Israel, Norwegia tidak hanya mempertimbangkan aspek moral tetapi juga menuntut tindakan tegas dari FIFA dan UEFA. NFF berharap organisasi sepak bola dunia tersebut bersikap lebih responsif terhadap isu-isu kemanusiaan yang melibatkan negara-negara anggotanya.
Tanggapan dan Konsekuensi
Penolakan ini dapat menimbulkan konsekuensi signifikan bagi Norwegia, baik dari segi olahraga maupun hubungan diplomatik. Israel adalah anggota UEFA, dan pertandingan kualifikasi merupakan bagian dari kewajiban resmi yang diatur oleh FIFA dan UEFA. Jika Norwegia bersikeras untuk tidak bermain, mereka bisa menghadapi sanksi atau penalti administratif dari badan sepak bola tersebut.
Namun, dukungan terhadap keputusan Norwegia juga mengemuka dari sejumlah kalangan. Banyak pihak yang melihat langkah ini sebagai upaya untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Gaza dan menyoroti pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dalam olahraga.